Kamis, 13 Agustus 2015

Lebih tepatnya untuk orang yang aku sayang..

Aku mencintai bagaimana kamu menggengam erat jemari Ibumu. Membuatku seolah nyaman akan berada di sana pada satu waktu.
Aku mengagumi bagaimana kerasnya kamu menuntut ilmu dan bekerja pada saat yang sama, menunjukkan bahwa kau kelak akan menjadi sosok suami dan ayah yang luar biasa.
Cinta bisa datang kapan saja.
Tanpa aba-aba ataupun sepatah kata.
Namun, apa kau tahu? Bahkan tiap kali kau tertawa, aku selalu jatuh pada sosok yang sama. Bukan kata-kata indah yang aku harapkan. Karena lidah tak bertulang dan bibir bisa saja tak berkata benar.
Dan aku tahu kau tahu pasti bahwa lelaki sejati takkan menghabiskan waktu untuk membual belaka.
Sibukku dan sibukmu akan terbayar pada hari di mana kita bersanding bersama diikuti oleh satu irama napas yang mengikat selamanya.Namun, aku takkan memaksa jika kau tak ingin menjadi tua bersama.
Karena cinta tak sepatutnya mengerat kuat, namun bergandeng tangan.
Bagaimana bisa berjalan sedang engkau ingin berlari kencang?
Meski hati akan selalu tahu ke mana ia harus pulang.Jika memang namamu yang dituliskan tuk untuk menjadi satu dengan jiwa,
Semoga engkau takkan ke mana-mana di saat ragaku menua.
Semoga engkau takkan bosan jika suatu saat apa yang ku ucap hanya itu-itu saja.
Andai Allah telah memilih dirimu untukku, aku ridho dan akan terus bersama mu, apapun yang ada pada dirimu dan apapun yang kamu miliki, aku juga akan terus pada agama yang ada padamu pada agama yang kamu pegang.
Semoga engkau kan menjadi Imam yang kelak kan menuntunku ke Surga-Nya.